Minggu, 16 September 2012

Observation: The Introduction

Halo, dunia!

Saat ini gue lagi berada di Area 51 Pondok Indah Mall 1. Berasa gaul banget deh ngerjain tugas disini. Hahaha.

Anyway!

Kali ini gue mau berbagi cerita tentang Observasi. Pasti pernah denger dong istilah ini?

Menurut Idrus (2009: 101), observasi adalah:

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif.
Jadi, observasi itu itu adalah aktivitas pencatatan fenomena. Berarti, orang yang sedang mengobservasi adalah orang yang sedang mencatat fenomena yang sedang dia observasi. Observasi juga dilakukan secara sistematis. Hal ini lah yang membedakan antara observasi yang ilmiah dan non ilmiah.

Bagaimana sih observasi yang dikatakan ilmiah itu? Menurut  Jehoda, dkk. dalam Idrus (2009) memberikan batas keilmiahan teknik ini. Selama masih menggunakan kaidah sebagai berikut, teknik observasi dianggap ilmiah, yaitu:

  1. mengabdi kepada tujuan-tujuan penelitian yang telah dirumuskan;
  2. direncanakan secara sistematis, bukan terjadi secara tidak teratur;
  3. dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-proposisi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu belaka;
  4. dapat dicek dan dikontrol valmditas dan reliabilitas ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya.
Singkatnya, observasi itu punya tujuan penelitian, direncanakan secara sistematis, dicatat dan tidak hanya memenuhi rasa ingin tahu belaka, dan dapat dicek validitas dan reliabilitasnya. Jadi, kalo kita nongkrong di suatu mall dan melihat wanita-wanita cantik yang lalu lalang, itu namanya bukan observasi, tapi mupeng! hehehe.

Ada berapa pola sih observasi itu? menurut Idrus (2009), ada empat pola yang dapat dilakukan untuk melakukan observasi, yaitu:
  • Pengamatan secara lengkap. Maksudnya adalah pengamat menjadi anggota masyarakat yang diamati secara penuh. Dengan begitu, observer tidak lagi terpisah, tapi menyatu dan menjadi bagian masyarakat yang sedang diamatinya.
  • Pemeran serta sebagai pengmat. Proses ini pengamatan peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta (tidak menjadi anggota), namun masih tetap melaksanakan proses pengamatan.
  • Pengamatan sebagai pemeran serta. Maksudnya  peranan pengamat secara terbuka diketahui oleh seluruh subjek, bahkan mungkin pula pengamat didukung oleh subjek.
  • Pengamatan penuh. Dalam proses ini, peneliti dengan bebas melaksanakan proses pengamatan tanpa diketahui oleh subjek yang sedang diamatinya. Peneliti menjaga jarak agar identitas dirinya sebagai peneliti tidak diketahui oleh subjek yang sedang diamatinya.
Dan kemudian anda yang membaca pun bertanya: "Oke! gue mau bikin observasi nih buat penelitian gue, yang harus gue persiapkan apa aja?", berdasarkan dari petuah bapak Idrus (2009), inilah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin melakukan observasi:
  1. Carilah informasi selengkap-lengkapnya tentang hal-hal yang ingin diobservasi. Usahakan informasi tersebut adalah informasi yang sejelas-jelasnya dan diperoleh sebelum terjun ke lapangan untuk observasi. Ini penting, supaya sang observer tidak kebingungan dengan banyaknya fenomena yang terjadi di lapangan. Selain itu, lebih mudah juga untuk menentukan objek yang akan diobservasi.
  2. Pahami tujuan umum dan khusus penelitian yang sedang dilaksanakan, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, barulah tentukan objek apa saja yang harus diobservasi. Penentuan materi tentu saja tetap mengacu kepada desain penelitian yang sedang dilaksanakan. Seringkali ada hal-hal yang menarik ketika kita sedang melakukan observasi, tapi perilaku tersebut diluar tema penelitian yang kita miliki. Jadi, tetap fokus terhadap penelitian anda. Jangan ngalor ngidul, oke?
  3. Berdasarkan poin 2, batasi ruang lingkup observasinya agar tidak melebar. Kalo mengejar fenomena baru yang ada di lapangan, sementara tujuan penelitian yang udah kita susun diabaikan, itu sama aja dengan mengejar  gebetan baru, tapi gebetan lama diabaikan. Padahal, gebetan lama kalo sedikit lagi usaha bakalan bisa ditangkap hatinya. Hohoho (note: Gebetan = orang yang lu suka dan lagi dikejar supaya bisa jadi pacar).
  4. Catat! Manusia itu nggak selamanya bisa mengingat segala hal. Bikin catatan tertulis. Kalau perlu, bikin juga rekaman visual dan audio, agar hal-hal detail dan penting tidak ketinggalan ketika kita akan menginterpretasi hasil data tersebut nantinya. Catatlah sedetail mungkin.
  5. Transkripkan segera hasil rekaman atau narasikan dengan segera Jangan menunda-nunda sebab semakin lama jarak penulisan dengan proses observasi, akan menjadikan banyak informasi yang hilang.
Well, itu lah sedikit perkenalan tentang metode Observasi. Mudah-mudahan bermanfaat buat teman-teman semua, ya!

Referensi

Idrus, Muhammad (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. (Edisi ke-2). Jakarta: Penerbit Erlangga.

1 komentar:

seta mengatakan...

Thanks Sob sudah berbagi kembali...come back again...nice to meet u on this blog Sob...salam SOBAT !